Ada banyak peran di dalam dunia politik. Seseorang bisa
tergabung di dalam masalah politik dengan menjadi media, pemilih, organisasi
partai, contributor, serta grup yang hanya tertarik dengan politik seperti
aktivis contohnya. Di dalam dunia politik juga terdapat banyak kegiatan,
seperti survei, quick count, exit poll, dan real count.
Survei
Survei menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan suatu teknik
riset dengan memberi batas yang jelas atas data, penyelidikan, dan peninjauan. Survei sangat bermanfaat di berbagai bidang salah satunya adalah
bidang politik. Survei diyakini mampu mendeteksi opini, preferensi, dan aspirasi
publik mengenai suatu hal termasuk bidang
politik seperti kebijakan-kebijakan politik dan tokoh-tokoh politik. Melalui survei,
pendapat dan persepsi public akan diracik dari sejumlah orang yang menjadi sampel
untuk mempresentasikan populasi.
Survei opini publik membantu mendekatkan keputusan-keputusan
publik dengan aspirasi publik, sehingga elit mengetahui keputusan mana yang
tidak disukai oleh publik tetapi tetap harus dijalankan dan dijelaskan secara
detail kehadapan publik. Dengan survei sebagai barometer diharapkan suatu pemerintahan
menjadi legitimate, stabil, bertanggungjawab, dan efektif. Survei yang dilakukan secara benar merupakan cara yang
efektif, efisien, dan akurat dalam merangkum opini publik. Di negara-negara dengan
demokrasi yang telah maju selalu ditandai dengan lembaga survei/ polling yang
kuat.
Sejarah Survei
Setelah masa orde baru, dikabarkan bahwa survei pertama dilakukan
pada saat paska pemilu tahun 1999 Untuk meneliti perilaku pemilih dan setelah
itu baru berkembang dan berdirilah Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada tahun
2003.
Survei Perilaku Pemilih

Pergeseran Perilaku Politik
Pergeseran yang bisa kita lihat disini adalah mengenai munculnya
pemilih - pemilih yang rasional. Banyak sekali sekarang masyarakat yang sudah menjadi
sangat rasional dalam menentukan pilihan mereka, mereka tidak lagi terpaku
kepada satu partai tetapi lebih kepada tokoh yang dianggap capable dan lebih
menguntungkan bagi mereka. Misalnya jika ayah mereka pendukung partai Gerindra,
seorang pemilih yang rasional tidak akan semata - mata karena mengikuti ayahnya
lalu ikut mendukung partai Gerindra. Dia akan meneliti dengan seksama kira -
kira tokoh mana yang lebih kompeten untuk dipilih dan bisa saja dalam satu
keluarga terdapat dukungan untuk partai yang berbeda - beda.
Kontroversi dari survei ini muncul akibat adanya perbedaan
pendapat yang menyatakan apakah survei tersebut berfungsi untuk memonitoring
opini public atau untuk menggiring opini public. Hal yang paling mendasar dari survei
adalah survei tersebut harus bersifat independen, non partisipan tidak memiliki
afliasi dengan partai politik maupun tokoh atau kelompok. Survei bisa salah
tetapi satu hal yang pasti yaitu survei tidak boleh berbohong.
Quick Count / Pararel Vote Tabulation
.jpg)
Quick Count dapat
dikatakan sebagai bagian dari kontrol terhadap pemilu dan juga merupakan bagian
dari upaya dalam menegakkan demokrasi serta mendorong berlangsungnya pemilu
yang adil dan jujur. Teknik Quick Count ini juga sangat berguna untuk negara yang memiliki
letak geografis yang menantang serta teknologi perhitungan suara real count
yang sangat lamban.
Pada
tahun 2014 ini, Indonesia merayakan pesta demokrasi, dimana Pemilihan Legislatif
(Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) dilaksanakan. Pileg berlangsung aman
dan damai pada 9 April 2014 .
Hasilnya tiga suara terbesar diperoleh oleh PDIP (18,95%), Golkar (14,75%), dan
Gerindra (11,81%). Sesuai dengan peraturan UU, hanya partai yang memperoleh
suara lebih dari 20% dalam Pileg yang boleh memajukan calon presidennya
sendiri. Karena itu, dalam Pilpres 2014, partai politik harus berkoalisi untuk
dapat memajukan calon presidennya.

Proses Quick Count
1.
Menentukan Sampel TPS
TPS harus diambil secara aca dan representative
dengan mewakili karakteristik populasi di Indonesia. Semakin besar jumlah
sampel TPS, semakin kecil margin of error atau kesalahannya. Metode acak (random sampling) menjadi penentu
akurasi survei.
2.
Merekrut Relawan
Para relawan ini bertugas memantau TPS
hingga rekapitulasi suara untuk dikirimkan ke pusat data.
3.
Simulasi quick count
Uji coba dilakukan pada mesin quick count
untuk mengecek apakah mesin berfungsi dengan baik atau tidak. Simulasi ini
bertujuan untuk mengetahui kelemahan mesin quick count, dan meminimaisir human
error.
4.
Mengirim rekapitulasi ke pusat data
Rekapitulasi suara dalam formulir C-1
dikirimke pusat data dengan layanan pesan singkat atau SMS. Seteah itu proses
tabulasi dimulai.
5.
Mengolah data dan menampilkan hasil
Setelah data lapangan masuk ke pusat data,
maka data terseut dioleh melalui software. Proses ini dilakukan engan sistem
statistika yang dapat dipertanggungjawabkan.
Exit Poll

Kelompok dengan Ibu Dra. Sarah Santi, Msi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar